Bandar udara (bandara) Kediri mulai diwacanakan pada 2008. Pro dan kontra atas rencana pembangunan bandara Kediri tidak menyurutkan tekad pemerintah kab Kediri untuk mwujudkan sarana transportasi masa depan.
Berikut latar belakang yang menjadi pertimbangan sangat perlunya tersedia sarana bandara yang menfaatnya bukan hanya untuk masyarakat Kediri melainkan juga bagi daerah di sekitar kab. Kediri.
Sebagai
respon terhadap perkembangan pola hidup masyarakat dan tuntutan atas
peningkatan layanan transportasi Kabupaten Kediri kembali membuat
rencana pembangunan jangka panjang, membangun bandar udara di Kediri.
Gagasan yang bermula sejak tahun 2008 (dibawah kepemimpinan Bupati
Sutrisno) terus dikembangkan dan dimatangkan persiapannya hingga
kepemimpinan Bupati Hariyanti Sutrisno saat ini.
Produk pertanian yang dihasilkan dari wilayah Kabupaten Kediri dan sekitarnya sangat besar sebab dengan wilayah pemasaran keseluruh wilayah Indonesia dan ekspor keluar negeri. Produk pertanian yang memerlukan penanganan khusus terkait dengan distribusi antara lain perikanan, hortikultura, dan peternakan.
UMKM
di wilayah Kediri dan sekitarnya pada saat ini sebagian sudah
melaksanakan ekspor melalui pihak ketiga. Khusus di Kabupaten Kediri
Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) yang mempunyai nilai eksport antara
lain komoditi getah papain, bordir, rukuh, tasbih, kerajinan bambu dan
produk Handicraft lainnya. Keberadaan bandara sangat menunjang sektor industri dalam efisiensi produksi dan distribusi industri yang ada di wilayah Kediri dan sekitarnya. Diwilayah
Kediri, industri besar antara lain PT. Gudang Garam, PT. Keong
Nusantara Abadi, PT. Surya Ziq Zaq, PT. Surya Pamenang dll. PT. Gudang
Garam yang keberadaannya di Kediri yang produk-produknya dibutuhkan oleh
seluruh masyarakat Indonesia bahkan diekspor keluar negeri.
Kualitas
tenaga kerja masyarakat Kabupaten Kediri semakin meningkat seiring
dengan pendidikan SDM yang semakin tinggi. Hal ini tak lepas dari
tersedianya puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Atas. Bahkan beberapa sudah menyandang Sekolah Berstandar
Internasional (SBI). Selain itu terdapat 2 Perguruan Tinggi Negeri, 1
Politeknik Negeri dan beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, serta
Ratusan Pondok Pesantren. Pada tahun 2013 mendatang, akan dibangun
Kampus IV Universitas Brawijaya.
Lalu
lintas jalan raya makin padat, sehingga perjalanan Kediri – Surabaya
yang dulu cukup 2 jam, sekarang bisa 3 s/d 4 jam. Jarak tempuh yang
relatif jauh dan waktu tempuh yang makin lama, kerusakan jalan beraspal
akan semakin cepat, karena angkutan kendaraan besar, bertambahnya polusi
udara yang ditimbulkan oleh kendaran-kendaraan juga sangat dirasakan
dari Kabupaten/ Kota wilayah bagian barat Propinsi JawaTimur (Kabupaten
Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Nganjuk, Jombang, Madiun, Ngawi,
Ponorogo, Magetan, dan Kota Kediri, Blitar, Madiun) untuk menuju Bandar
Udara Bandara Juanda Surabaya.
Bandar Udara Juanda sudah semakin padat, daya tampungnya hanya sekitar 6,5 juta penumpang per tahun. Ditahun
2009 saja, penumpang pesawat yang melalui Bandar Udara Juanda sudah
mengalami overload, apalagi di tahun-tahun berikutnya tidak akan mampu
lagi menerima ledakan jumlah penumpang. Proyeksi ini tentunya harus
disikapi secara cepat dengan membangun bandar udara baru.
D. Letak Kabupaten Kediri yang Strategis
Secara
geografis Kabupaten kediri memiliki posisi yang strategis karena
terletak tepat di tengah kota/ kabupaten Propinsi JawaTimur bagian barat
(Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Nganjuk, Jombang, Madiun,
Ngawi, Ponorogo, Magetan, dan Kota Kediri, Blitar, Madiun) yang untuk
saat ini belum tersedia Bandar Udara. Sehingga jika menghendaki memakai
transportasi udara harus menuju Surabaya terlebih dahulu (Bandar Udara
Juanda). Tentunya akan menyita waktu dan biaya lebih sehingga membebani
masyarakat. Diharapkan dengan pembangunan Bandar Udara ini nantinya akan
memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam semua sektor bagi
masyarakat Provinsi Jawa Timur bagian barat umumnya dan Kediri
khususnya.
E. Epilog : Kendala dan Tantangan
Berikut latar belakang yang menjadi pertimbangan sangat perlunya tersedia sarana bandara yang menfaatnya bukan hanya untuk masyarakat Kediri melainkan juga bagi daerah di sekitar kab. Kediri.
KABUPATEN KEDIRI SANGAT STRATEGIS DIBANGUN BANDAR UDARA.
Ada empat pertimbangan krusial yang mendorong munculnya gagasan pembangunan bandar udara baru di Kediri.
- Pertama, faktor perkembangan indikator-indikator perekonomian secara signifikan di Kabupaten Kediri dan daerah-daerah sekitarnya yang pada gilirannya membutuhkan dukungan fasilitas distribusi dan transportasi yang lebih memadai terutama dari segi kecepatan dan keamanan.
- Kedua, peningkatan secara signifikan kepadatan arus lalu lintas darat yang belum diimbangi dengan penambahan panjang maupun lebar jalan menimbulkan perjalanan darat menjadi memakan waktu sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
- Ketiga, keterbatasan kapasitas dua bandara terdekat : Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang ke depan tidak akan mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan pelayanan penerbangan domestik maupun internasional.
- Keempat, Kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat menyebabkan kebutuhan masyarakat meningkat sehingga transportasi udara semakin terjangkau oleh masyarakat.
Perkembangan
indikator perekonomian di daerah Kabupaten Kediri dan sekitarnya
(Kab.Trenggalek, Kab.Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Nganjuk, Kab
.Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Jombang, Kab. Bojonegoro, Kab. Magetan,
Kota Blitar, Kota Kediri dan Kota Madiun) dapat ditinjau dari beberapa
sektor.
- Pertama, sektor pertanian.
Produksi susu dari Kabupaten Kediri dan sekitarnya setiap hari yang dikirim ke Industri Pengelolaan Susu (IPS) di
Indonesia sekitar 60.000 liter/ hari. Khusus Kabupaten Kediri produksi
susu yang dihasilkan sekitar 10.000 liter/ hari. Sedangkan produksi
telur yang dihasilkan di sekitar Kabupaten Kediri sebesar 45 ton/ hari,
khusus untuk Kabupaten Kediri sebesar 7,5 ton/ hari (sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Kediri).
Perlu
diketahui bahwa Kabupaten Kediri, Blitar dan Tulungagung merupakan
segitiga emas produk ikan hias air tawar (Koi, Koki, Cupang, Komet) di
Jawa Timur yang menjadi pemasok terbesar kota-kota besar di Indonesia,
bahkan sampai ke pasar ikan hias terbesar dunia yang berada di
Singapura. Produksi segitiga emas ini sekitar 300 juta ekor dengan nilai
ekonomi 250 milyar. (sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Kediri).
Untuk
Kabupaten Kediri sendiri mampu menyumbang 75,8 juta ekor dengan nilai
ekonomi 20,9 milyar di tahun 2006 dan meningkat menjadi 81, 8 juta ekor
(38, 7 milyar) di tahun 2011. Sedangkan benih ikan konsumsi sejumlah 1,8
juta ekor dengan nilai produksi 5,6 milyar.
Namun
selama ini yang masih menjadi kendala adalah pendistribusiannya, karena
produk-produk tersebut rentan terhadap pembusukan (sayur mayur, buah,
susu, telur, daging), dan kematian (benih ikan, ikan hias). Apalagi distribusi melalui jalur darat akan memakan waktu yang relatif lama,
karenanya dibutuhkan distribusi secara cepat dan tepat agar tidak
menurunkan kualitas produk tersebut sehingga tidak merugikan petani
nantinya.
Sementara pada pertanian hortikultura tercatat arus eksport – import, benih Horti (sayuran) PT. Agri Makmur Pertiwi (eksport – import Thailand), benih kacang panjang frekuensi 2-3 X per tahun dari PT. Koreana Seed (import dari Korea), benih tomat, semangka, cabe, melon, brokoli dari PT. Bisi eksport benih Jagung (import dari Amerika dan Thailand). Keberadaan bandara akan mampu meningkatkan aksesibilitas barang dan jasa sektor pertanian yang secara otomatis akan menimbulkan multiplier effect dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi baru.
- Kedua, Sektor Perdagangan dan Industri.
Dengan
rencana pembangunan Bandar udara di Kabupaten Kediri, diharapkan dapat
mendukung efisiensi produksi di sektor industri yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan baik pekerja di sektor industri maupun pekerja
di sektor lainnya (pertanian).
Serta
untuk mendukung mobilitas pebisnis, sebagaimana diketahui bahwa tahun
2010 Kediri (Kota & Kabupaten) dinobatkan sebagai wilayah paling
dinamis di Indonesia, sebagai kota terbaik untuk berbisnis dan
berinvestasi (versi Majalah SWA).
- Ketiga, Sektor Pariwisata.
Kabupaten Kediri dan sekitarnya mempunyai potensi wisata baik skala lokal, regional, maupun internasional. Potensi wisata itu antara lain : GUNUNG KELUD, AIR TERJUN DOLO, GEREJA PUH SARANG, PETILASAN SRI AJI JOYOBOYO dan MONUMEN SLG (Simpang Lima Gumul)
di Kabupaten Kediri, serta tujuan-tujuan wisata lainnya di Kabupaten
Kediri dan sekitarnya. Menilik perkembangan permintaan pasar khususnya
wisatawan yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan
kunjungan terhadap daerah tujuan wisata (utamanya menginginkan kunjungan
langsung ke lokasi daerah tujuan wisata), pembangunan bandara di
Kabupaten Kediri diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah kunjungan
wisata di Kabupaten Kediri dan sekitarnya. Berdasarkan data yang
diperoleh dari catatan biro perjalanan, kunjungan wisatawan mancanegara
ke wilayah Kediri Raya ( Kediri, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek,
Nganjuk) semakin bertambah.
- Keempat, Sektor Tenaga Kerja.
Menurut catatan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, pada tahun 2010 tercatatat sekitar 8.880 lowongan kerja. Jumlah
penempatan tenaga kerja tahun 2010 sebanyak 6.728. Ini berarti
penyerapan lowongan kerja baru adalah 100 %, sedangkan sisanya dipenuhi
dari lowongan kerja tahun 2009 yang terdapat sisa sebesar 22,33 %. Total
tahun 2010 terdapat sisa lowongan kerja sebesar 1.697 atau 20,14 %.
Berdasarkan tingkat pendidikannya pencari kerja di Kabupaten kediri
sebagian besar lulusan SLTA (56,22 %), Perguruan tinggi (25,27 %) SLTP
(13,05 %) dan SD (5,48 %).
Penyerapan
lowongan kerja terbanyak adalah untuk kategori AKAD (antar daerah) dan
AKL (lokal). Sedangkan untuk kategori AKAN (antar negara) dapat dilihat
pada jumlah TKI yang berhasil ditempatkan sebanyak 1.304 orang. Sebagian
besar TKI tersebut ditempatkan di negara Malaysia, Singapura dan
Hongkong.
Keberadaan
industri besar terutama PT Gudang Garam Tbk. memegang peranan yang
cukup penting dalam penyerapan tenaga kerja di Kediri, belum lagi
industri Kecil Menengah yang memberikan kontribusi besar dalam
penyerapan tenaga kerja.
B. Kepadatan Lalu Lintas Menuju Bandara Juanda
Kondisi itu
merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
dan peningkatan arus distribusi dan transportasi . Rencana pembangunan jalan tol Surabaya – Ngawi, dan pembangunan jalan lingkar selatan, memang dapat mendukung akesibilitas pengguna jasa angkutan udara di wilayah Kediri dan sekitarnya. Namun
semua itu belum akan mampu mengatasi kepadatan lalu lintas dari Kediri
dan sekitarnya menuju kedua bandara terdekat itu. Sementara dari data
demografi, hampir 34,35% (12.950.456) dari jumlah penduduk Jawa Timur (37,7 juta) berada di wilayah Jawa Timur bagian barat.
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA 2010-2011
Kabupaten/Kota
|
2010
|
Juni 2011
|
|
1
|
Kab.Ponorogo
|
855.281
|
860.093
|
2
|
Kab. Trenggalek
|
674.411
|
678.206
|
3
|
Kab.Tulungagung
|
990.158
|
995.729
|
4
|
Kab.Blitar
|
1.116.639
|
1.122.922
|
5
|
Kab.Kediri
|
1.499.768
|
1.508.206
|
6
|
Kab. Malang
|
2.446.218
|
2.459.982
|
7
|
Kab. Jombang
|
1.202.407
|
1.209.172
|
8
|
Kab. Nganjuk
|
1.017.030
|
1.022.752
|
9
|
Kab.Madiun
|
662.278
|
666.004
|
10
|
Kab. Magetan
|
620.442
|
635.953
|
11
|
Kab. Bojonegoro
|
1.209.973
|
1.216.781
|
12
|
Kota Kediri
|
268.507
|
270.018
|
13
|
Kota Blitar
|
131.968
|
132.712
|
14
|
Kota Madiun
|
170.964
|
171.926
|
|
JAWA TIMUR BAGIAN BARAT
|
12.866.044
|
12.950.456
|
Sumber : Kantor Statistik Kab. Kediri.
Potensi ini merupakan pasar yang sangat menguntungkan untuk digarap mengingat di wilayah Jawa Timur bagian barat belum ada bandaranya. Dengan
berdirinya bandara di Kabupaten Kediri maka akan membuat mereka
memiliki alternatif yang lebih kompetitif dan efisien. Mereka akan
mendapatkan efisiensi waktu 2 hingga 3 jam untuk menempuh perjalanan ke
bandara, dan itu berarti efisiensi yang luar biasa.
C. Proyeksi Ledakan Jumlah Penumpang Pesawat
Keberadaan
Bandara baru di kabupaten Kediri tentu bukan hanya memberikan dampak
terhadap ekonomi, namun juga memberikan multiplier effect bagi
aspek-aspek lain termasuk pariwisata, pelayanan pendidikan, kesehatan
dan sebagainya sehingga pembangunan Bandara di kabupaten Kediri dapat
dikatakan memang sangat dibutuhkan untuk proyeksi pengembangan
masyarakat di masa depan. Namun demikian tentu dimaklumi bahwa upaya
membangun Bandara membutuhkan sinergi dari banyak pihak.
Secara potensi,
pembangunan Bandara di Kabupaten Kediri sudah tidak diragukan lagi.
Secara administratif, masih banyak yang harus disiapkan dan dikerjakan
oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Secara teknis juga diperlukan dukungan
dari berbagai pihak yang berkaitan dengan per-bandara-an, seperti
misalnya sarana dan prasarana pendukung yang vital seperti radar.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, pusat radar yang ada di Madiun dan
Jombang perlu ditingkatkan dengan peralatan Radar yang lebih modern
guna mendukung peluang dibangunnya Bandara Baru. Maka dibutuhkan
perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah
Pusat untuk bisa memfasilitasi berbagai kendala dan tantangan yang
dihadapi dalam upaya jangka panjang mewujudkan: pembangunan Bandara baru di Kabupaten Kediri.(Diskominfo)
Sumber: http://kedirikab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=890&Itemid=921&lang=id
Semoga terwujud pak, kita akan dukung pembangunan bandara di Kediri... namun untuk itu semua mesti dikaji secara detail jangan asal-asalan, pasalnya kita ga ingin seperti kasus di Banyuwangi dan Jember, dimana sudah menyedot banyak uang rakyat namun hingga tahun kelima pasca selesai ga ada maskapai yang tertarik...
BalasHapus