Terimakasih atas Kunjungan Anda

Rabu, 31 Oktober 2012

Bandar Udara Kediri

Bandar udara (bandara) Kediri mulai diwacanakan pada 2008. Pro dan kontra atas rencana pembangunan bandara Kediri tidak menyurutkan tekad pemerintah kab Kediri untuk mwujudkan sarana transportasi masa depan.

Berikut latar belakang yang menjadi pertimbangan sangat perlunya tersedia sarana bandara yang menfaatnya bukan hanya untuk masyarakat Kediri melainkan juga bagi daerah di sekitar kab. Kediri.

KABUPATEN KEDIRI SANGAT STRATEGIS DIBANGUN BANDAR UDARA.
Bandara kab kediri1
Bandar Udara Kabupaten Kediri (ilustrasi/frm)
Sebagai respon terhadap perkembangan pola hidup masyarakat dan tuntutan atas peningkatan layanan transportasi Kabupaten Kediri kembali membuat rencana pembangunan jangka panjang, membangun bandar udara di Kediri. Gagasan yang bermula sejak tahun 2008 (dibawah kepemimpinan Bupati Sutrisno) terus dikembangkan dan dimatangkan persiapannya hingga kepemimpinan Bupati Hariyanti Sutrisno saat ini.
Ada empat pertimbangan krusial yang mendorong munculnya gagasan pembangunan bandar udara baru di Kediri.
  • Pertama, faktor perkembangan indikator-indikator perekonomian secara signifikan di Kabupaten Kediri dan daerah-daerah sekitarnya yang pada gilirannya membutuhkan dukungan fasilitas distribusi dan transportasi yang lebih memadai terutama dari segi kecepatan dan keamanan.
  • Kedua, peningkatan secara signifikan kepadatan arus lalu lintas darat yang belum diimbangi dengan penambahan panjang maupun lebar jalan menimbulkan perjalanan darat menjadi memakan waktu sehingga menimbulkan ekonomi biaya tinggi.
  • Ketiga, keterbatasan kapasitas dua bandara terdekat : Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Abdul Rahman Saleh di Malang ke depan tidak akan mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan pelayanan penerbangan domestik maupun internasional.
  • Keempat, Kenaikan tingkat kesejahteraan masyarakat menyebabkan kebutuhan masyarakat meningkat sehingga transportasi udara semakin terjangkau oleh masyarakat.
A.    Pertumbuhan Indikator Ekonomi
Perkembangan indikator perekonomian di daerah Kabupaten Kediri dan sekitarnya (Kab.Trenggalek, Kab.Tulungagung, Kab. Blitar, Kab. Nganjuk, Kab .Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Jombang, Kab. Bojonegoro, Kab. Magetan, Kota Blitar, Kota Kediri dan Kota Madiun) dapat ditinjau dari beberapa sektor.
  •     Pertama, sektor pertanian.
Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Lae Parira
Lahan Pertanian
Produk pertanian yang dihasilkan dari wilayah Kabupaten Kediri dan sekitarnya sangat besar sebab dengan wilayah pemasaran keseluruh wilayah Indonesia dan ekspor keluar negeri. Produk pertanian yang memerlukan penanganan khusus terkait dengan distribusi antara lain perikanan, hortikultura, dan peternakan.
Produksi susu dari Kabupaten Kediri dan sekitarnya setiap hari yang dikirim ke Industri Pengelolaan Susu (IPS) di Indonesia sekitar 60.000 liter/ hari. Khusus Kabupaten Kediri produksi susu yang dihasilkan sekitar 10.000 liter/ hari. Sedangkan produksi telur yang dihasilkan di sekitar Kabupaten Kediri sebesar 45 ton/ hari, khusus untuk Kabupaten Kediri sebesar 7,5 ton/ hari (sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Kediri).
Perlu diketahui bahwa Kabupaten Kediri, Blitar dan Tulungagung merupakan segitiga emas produk ikan hias air tawar (Koi, Koki, Cupang, Komet) di Jawa Timur yang menjadi pemasok terbesar kota-kota besar di Indonesia, bahkan sampai ke pasar ikan hias terbesar dunia yang berada di Singapura. Produksi segitiga emas ini sekitar 300 juta ekor dengan nilai ekonomi 250 milyar. (sumber : Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Kediri).
Untuk Kabupaten Kediri sendiri mampu menyumbang 75,8 juta ekor dengan nilai ekonomi 20,9 milyar di tahun 2006 dan meningkat menjadi 81, 8 juta ekor (38, 7 milyar) di tahun 2011. Sedangkan benih ikan konsumsi sejumlah 1,8 juta ekor dengan nilai produksi 5,6 milyar.

Namun selama ini yang masih menjadi kendala adalah pendistribusiannya, karena produk-produk tersebut rentan terhadap pembusukan (sayur mayur, buah, susu, telur, daging), dan kematian (benih ikan, ikan hias). Apalagi distribusi melalui jalur darat akan memakan waktu yang relatif lama, karenanya dibutuhkan distribusi secara cepat dan tepat agar tidak menurunkan kualitas produk tersebut sehingga tidak merugikan petani nantinya.

Sementara pada pertanian hortikultura tercatat arus eksport – import, benih Horti (sayuran) PT. Agri Makmur Pertiwi (eksport – import Thailand), benih kacang panjang frekuensi 2-3 X per tahun dari PT. Koreana Seed (import dari Korea), benih tomat, semangka, cabe, melon, brokoli dari PT. Bisi eksport benih Jagung (import dari Amerika dan Thailand). Keberadaan bandara akan mampu meningkatkan aksesibilitas barang dan jasa sektor pertanian yang secara otomatis akan menimbulkan multiplier effect dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi baru.   
  •      Kedua, Sektor Perdagangan dan Industri.
industri1
Industri (illustrasi/frm)
UMKM di wilayah Kediri dan sekitarnya pada saat ini sebagian sudah melaksanakan ekspor melalui pihak ketiga. Khusus di Kabupaten Kediri Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) yang mempunyai nilai eksport antara lain komoditi getah papain, bordir, rukuh, tasbih, kerajinan bambu dan produk Handicraft lainnya. Keberadaan bandara sangat menunjang sektor industri dalam efisiensi produksi dan distribusi industri yang ada di wilayah Kediri dan sekitarnya. Diwilayah Kediri, industri besar antara lain PT. Gudang Garam, PT. Keong Nusantara Abadi, PT. Surya Ziq Zaq, PT. Surya Pamenang dll. PT. Gudang Garam yang keberadaannya di Kediri yang produk-produknya dibutuhkan oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan diekspor keluar negeri.

Dengan rencana pembangunan Bandar udara di Kabupaten Kediri, diharapkan dapat mendukung efisiensi produksi di sektor industri yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan baik pekerja di sektor industri maupun pekerja di sektor lainnya (pertanian).

Serta untuk mendukung mobilitas pebisnis, sebagaimana diketahui bahwa tahun 2010 Kediri (Kota & Kabupaten) dinobatkan sebagai wilayah paling dinamis di Indonesia, sebagai kota terbaik untuk berbisnis dan berinvestasi (versi Majalah SWA).
  •      Ketiga, Sektor Pariwisata.
Wisata KediriKabupaten Kediri dan sekitarnya mempunyai potensi wisata baik skala lokal, regional, maupun internasional. Potensi wisata itu antara lain : GUNUNG KELUD, AIR TERJUN DOLO, GEREJA PUH SARANG, PETILASAN SRI AJI JOYOBOYO dan MONUMEN SLG (Simpang Lima Gumul) di Kabupaten Kediri, serta tujuan-tujuan wisata lainnya di Kabupaten Kediri dan sekitarnya. Menilik perkembangan permintaan pasar khususnya wisatawan yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan kunjungan terhadap daerah tujuan wisata (utamanya menginginkan kunjungan langsung ke lokasi daerah tujuan wisata), pembangunan bandara di Kabupaten Kediri diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Kediri dan sekitarnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan biro perjalanan, kunjungan wisatawan mancanegara ke wilayah Kediri Raya ( Kediri, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek, Nganjuk) semakin bertambah.Wisata BlitarWisata BojonegoroWisata JombangWisata MagetanWisata NganjukWisata PacitanWisata PonorogoWisata TrenggalekWisata Tulungagung
  •     Keempat, Sektor Tenaga Kerja.
tenaga kerja
Tenaga Kerja
Kualitas tenaga kerja masyarakat Kabupaten Kediri semakin meningkat seiring dengan pendidikan SDM yang semakin tinggi. Hal ini tak lepas dari tersedianya puluhan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Bahkan beberapa sudah menyandang Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Selain itu terdapat 2 Perguruan Tinggi Negeri, 1 Politeknik Negeri dan beberapa Perguruan Tinggi lokal, Madrasah, serta Ratusan Pondok Pesantren. Pada tahun 2013 mendatang, akan dibangun Kampus IV Universitas Brawijaya.
Menurut catatan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, pada tahun 2010 tercatatat sekitar 8.880 lowongan kerja. Jumlah penempatan tenaga kerja tahun 2010 sebanyak 6.728. Ini berarti penyerapan lowongan kerja baru adalah 100 %, sedangkan sisanya dipenuhi dari lowongan kerja tahun 2009 yang terdapat sisa sebesar 22,33 %. Total tahun 2010 terdapat sisa lowongan kerja sebesar 1.697 atau 20,14 %. Berdasarkan tingkat pendidikannya pencari kerja di Kabupaten kediri sebagian besar lulusan SLTA (56,22 %), Perguruan tinggi (25,27 %) SLTP (13,05 %) dan SD (5,48 %). 

Penyerapan lowongan kerja terbanyak adalah untuk kategori AKAD (antar daerah) dan AKL (lokal). Sedangkan untuk kategori AKAN (antar negara) dapat dilihat pada jumlah TKI yang berhasil ditempatkan sebanyak 1.304 orang. Sebagian besar TKI tersebut ditempatkan di negara Malaysia, Singapura dan Hongkong.

Keberadaan industri besar terutama PT Gudang Garam Tbk. memegang peranan yang cukup penting dalam penyerapan tenaga kerja di Kediri, belum lagi industri Kecil Menengah yang memberikan kontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja.
B.    Kepadatan Lalu Lintas Menuju Bandara Juanda
jalanMacet
Kondisi Jalan Macet (illustrasi/frm)
Lalu lintas jalan raya makin padat, sehingga perjalanan Kediri – Surabaya yang dulu cukup 2 jam, sekarang bisa 3 s/d 4 jam. Jarak tempuh yang relatif jauh dan waktu tempuh yang makin lama, kerusakan jalan beraspal akan semakin cepat, karena angkutan kendaraan besar, bertambahnya polusi udara yang ditimbulkan oleh kendaran-kendaraan juga sangat dirasakan dari Kabupaten/ Kota wilayah bagian barat Propinsi JawaTimur (Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Nganjuk, Jombang, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Magetan, dan Kota Kediri, Blitar, Madiun) untuk menuju Bandar Udara Bandara Juanda Surabaya.
Kondisi itu merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan arus distribusi dan transportasi . Rencana pembangunan jalan tol Surabaya – Ngawi, dan pembangunan jalan lingkar selatan, memang dapat mendukung akesibilitas pengguna jasa angkutan udara di wilayah Kediri dan sekitarnya. Namun semua itu belum akan mampu mengatasi kepadatan lalu lintas dari Kediri dan sekitarnya menuju kedua bandara terdekat itu. Sementara dari data demografi, hampir 34,35% (12.950.456) dari jumlah penduduk Jawa Timur (37,7 juta) berada di wilayah Jawa Timur bagian barat.
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA 2010-2011
Kabupaten/Kota
2010
Juni 2011
1
Kab.Ponorogo
855.281
860.093
2
Kab. Trenggalek
674.411
678.206
3
Kab.Tulungagung
990.158
995.729
4
Kab.Blitar
1.116.639
1.122.922
5
Kab.Kediri
1.499.768
1.508.206
6
Kab. Malang
2.446.218
2.459.982
7
Kab. Jombang
1.202.407
1.209.172
8
Kab. Nganjuk
1.017.030
1.022.752
9
Kab.Madiun
662.278
666.004
10
Kab. Magetan
620.442
635.953
11
Kab. Bojonegoro
1.209.973
1.216.781
12
Kota Kediri
268.507
270.018
13
Kota Blitar
131.968
132.712
14
Kota Madiun
170.964
171.926

JAWA TIMUR BAGIAN BARAT
12.866.044
12.950.456
 Sumber : Kantor Statistik Kab. Kediri.
Potensi ini merupakan pasar yang sangat menguntungkan untuk digarap mengingat di wilayah Jawa Timur bagian barat belum ada bandaranya. Dengan berdirinya bandara di Kabupaten Kediri maka akan membuat mereka memiliki alternatif yang lebih kompetitif dan efisien. Mereka akan mendapatkan efisiensi waktu 2 hingga 3 jam untuk menempuh perjalanan ke bandara, dan itu berarti efisiensi yang luar biasa.
C.    Proyeksi Ledakan Jumlah Penumpang Pesawat 
Bandara Juanda Padat
Kepadatan Penumpang Di Bandara Juanda
Bandar Udara Juanda sudah semakin padat, daya tampungnya hanya sekitar 6,5 juta penumpang per tahun. Ditahun 2009 saja, penumpang pesawat yang melalui Bandar Udara Juanda sudah mengalami overload, apalagi di tahun-tahun berikutnya tidak akan mampu lagi menerima ledakan jumlah penumpang. Proyeksi ini tentunya harus disikapi secara cepat dengan membangun bandar udara baru.




D.    Letak Kabupaten Kediri yang Strategis
Peta
Letak Kabupaten Kediri sangat strategis
Secara geografis Kabupaten kediri memiliki posisi yang strategis karena terletak tepat di tengah kota/ kabupaten Propinsi JawaTimur bagian barat (Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Nganjuk, Jombang, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Magetan, dan Kota Kediri, Blitar, Madiun) yang untuk saat ini belum tersedia Bandar Udara. Sehingga jika menghendaki memakai transportasi udara harus menuju Surabaya terlebih dahulu (Bandar Udara Juanda). Tentunya akan menyita waktu dan biaya lebih sehingga membebani masyarakat. Diharapkan dengan pembangunan Bandar Udara ini nantinya akan memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam semua sektor bagi masyarakat Provinsi Jawa Timur bagian barat umumnya dan Kediri khususnya. E.    Epilog : Kendala dan Tantangan
Keberadaan Bandara baru di kabupaten Kediri tentu bukan hanya memberikan dampak terhadap ekonomi, namun juga memberikan multiplier effect bagi aspek-aspek lain termasuk pariwisata, pelayanan pendidikan, kesehatan dan sebagainya sehingga pembangunan Bandara di kabupaten Kediri dapat dikatakan memang sangat dibutuhkan untuk proyeksi pengembangan masyarakat di masa depan. Namun demikian tentu dimaklumi bahwa upaya membangun Bandara membutuhkan sinergi dari banyak pihak.
Secara potensi, pembangunan Bandara di Kabupaten Kediri sudah tidak diragukan lagi. Secara administratif, masih banyak yang harus disiapkan dan dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Secara teknis juga diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan per-bandara-an, seperti misalnya sarana dan prasarana pendukung yang vital seperti radar. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, pusat radar yang ada di Madiun dan Jombang perlu ditingkatkan dengan peralatan Radar yang lebih modern guna mendukung peluang dibangunnya Bandara Baru. Maka dibutuhkan perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat untuk bisa memfasilitasi berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi dalam upaya jangka panjang mewujudkan: pembangunan Bandara baru di Kabupaten Kediri.(Diskominfo)

Sumber: http://kedirikab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=890&Itemid=921&lang=id

1 komentar:

  1. Semoga terwujud pak, kita akan dukung pembangunan bandara di Kediri... namun untuk itu semua mesti dikaji secara detail jangan asal-asalan, pasalnya kita ga ingin seperti kasus di Banyuwangi dan Jember, dimana sudah menyedot banyak uang rakyat namun hingga tahun kelima pasca selesai ga ada maskapai yang tertarik...

    BalasHapus